Jembatan Emas UMM & Siemens: Menyiapkan Insinyur Elektro Malang untuk Revolusi Industri 4.0

Mengikis Batas Teori dan Realitas Industri

Di tengah deru revolusi industri yang kian cepat, perguruan tinggi dituntut untuk tidak hanya mencetak akademisi, tetapi juga praktisi yang siap tempur. Inilah semangat yang diusung Program Studi Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melalui kolaborasi strategisnya dengan raksasa teknologi global, PT Siemens Indonesia. Acara Kuliah Tamu dan Workshop Teknologi, yang digelar di AULA GKB 3 lantai 6 pada Kamis (13/6) lalu, bukan sekadar seremoni, melainkan sebuah investasi besar bagi kompetensi mahasiswa, khususnya mereka yang akan menjadi tulang punggung industri di Malang dan sekitarnya.

Modul Siemens: Senjata Baru di Tangan Mahasiswa

Sebagai bagian dari program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Siemens Indonesia, UMM menerima bantuan berupa modul Motor Management & Control Device. Ini bukan sekadar hibah biasa; ini adalah “senjata” baru yang akan membekali mahasiswa dengan teknologi mutakhir. Khusnul Hidayat, ST., MT, Kaprodi Teknik Elektro Fakultas Teknik UMM, mengungkapkan bahwa kerja sama ini terjalin erat, bahkan fasilitas di Gedung Kuliah Bersama (GKB) 5 UMM yang baru pun telah mengadopsi panel distribusi produk Siemens. Keterkaitan infrastruktur yang nyata ini menjamin relevansi pembelajaran.

“Kami dihubungkan oleh salah satu mitra yang bekerja sama dengan PT Siemens Indonesia. Kami dipertemukan dan mengadakan negosiasi terkait program CSR mereka untuk menghibahkan modul demi menunjang praktikum mahasiswa,” jelas Khusnul. Bagi para calon insinyur dari Kota Pendidikan ini, modul Siemens ibarat paspor menuju dunia kerja yang sesungguhnya. Mereka tidak lagi belajar dari simulator semata, melainkan langsung berinteraksi dengan perangkat yang sama persis digunakan di pabrik-pabrik modern, mulai dari kawasan industri di Singosari hingga Pasuruan.

Komitmen Jangka Panjang: Dari Workshop ke Sertifikasi Industri

UMM dan Siemens memahami bahwa penguasaan teknologi industri tidak bisa instan. Oleh karena itu, kerja sama ini dirancang dengan visi jangka panjang. Khusnul menjelaskan, akan ada program keberlanjutan berupa follow-up dan short course untuk memperdalam penguasaan materi modul, khususnya bagi mahasiswa dengan program peminatan otomasi industri. “Mahasiswa tidak mungkin menguasai modul tersebut dalam waktu singkat. Nanti akan ada kelas-kelas lanjutan untuk memperdalam pemahaman mahasiswa terkait pemanfaatan modul yang diberikan,” lanjutnya. Ini adalah janji untuk membekali mahasiswa hingga benar-benar siap beradaptasi dengan kebutuhan industri 4.0.

Integrasi Kurikulum dan Peningkatan Kualitas Praktikum

Modul canggih dari Siemens ini tidak hanya sekadar tambahan, melainkan terintegrasi dengan 5-6 mata kuliah inti di Teknik Elektro, seperti motor listrik, elektronika dan elektronika daya, serta programmable logic control (PLC). Ini memastikan pembelajaran yang holistik dan aplikatif, menjembatani konsep teoritis dengan implementasi praktis.

Sebelumnya, UMM menggunakan perangkat praktikum dengan harga lebih terjangkau untuk meminimalkan risiko kerusakan oleh mahasiswa. Namun, produk Siemens, meski lebih premium, menawarkan proteksi dan ketahanan yang jauh lebih baik. “Di laboratorium, kami biasanya memilih perangkat yang spesifikasinya terjangkau karena risiko kerusakan oleh mahasiswa. Namun, produk Siemens ini memiliki proteksi yang lebih baik meskipun harganya sedikit lebih tinggi,” terang Khusnul. Ini adalah investasi cerdas demi kualitas dan keamanan praktikum.

Dampak Nyata bagi Malang Raya dan Masa Depan Industri Lokal

Kolaborasi UMM dan Siemens merupakan katalisator luar biasa bagi ekosistem industri dan pendidikan di Malang Raya. Dengan membekali mahasiswa Teknik Elektro UMM dengan pengalaman langsung menggunakan perangkat standar industri global, universitas ini secara proaktif mencetak talenta-talenta siap kerja yang sangat dibutuhkan. Ini bukan hanya tentang karir individu, tetapi juga tentang meningkatkan daya saing industri manufaktur lokal di Malang, yang semakin membutuhkan insinyur-insinyur handal dengan pemahaman otomasi terkini.

Para pengusaha di sektor manufaktur kecil hingga menengah di Malang Raya akan merasakan dampaknya melalui ketersediaan sumber daya manusia yang terampil dan adaptif. Kehadiran insinyur yang menguasai teknologi industri 4.0 dapat membantu mengoptimalkan lini produksi, meningkatkan efisiensi, dan pada akhirnya menggerakkan roda perekonomian Malang secara keseluruhan. Ini adalah investasi jangka panjang UMM untuk kemandirian teknologi dan ekonomi di Kota Apel.

Praktisi sebagai Guru: Menjembatani Akademik dan Dunia Kerja

Pentingnya kolaborasi ini diperkuat dengan kehadiran pemateri kuliah tamu dari kalangan praktisi Siemens. Pendekatan ini selaras dengan kebijakan pemerintah dan visi UMM yang menekankan sinergi kuat antara dunia akademik dan dunia industri. Mahasiswa tidak hanya belajar dari buku, tetapi juga menyerap pengalaman dan wawasan langsung dari para profesional yang setiap hari menghadapi tantangan dan dinamika di lapangan. Ini adalah resep jitu untuk mencetak insinyur yang tidak hanya cerdas, tetapi juga relevan dan adaptif terhadap perubahan.

Leave a Comment

ID | EN
Repiw