Mengevaluasi Visi Komputer AI Microsoft Setahun Kemudian
Saat Microsoft meluncurkan kategori Copilot+ PC pada pertengahan 2024, perusahaan ini menjanjikan era baru komputasi yang ditenagai kecerdasan buatan (AI) secara lokal, dengan NPU (Neural Processing Unit) sebagai inti. Kini, lebih dari setahun berlalu hingga Mei 2025, saatnya menilik kembali: sejauh mana visi ambisius tersebut telah terwujud dan bagaimana dampaknya bagi pengguna?
Pada awalnya, fitur-fitur seperti “Recall” yang mampu merekam aktivitas pengguna secara internal sempat memicu perdebatan sengit mengenai privasi. Namun, seiring dengan pengembangan dan pembaruan, Microsoft telah menerapkan opsi kontrol yang lebih granular dan mekanisme opt-in yang lebih jelas, memungkinkan pengguna untuk memutuskan tingkat keterlibatan AI dalam pengalaman komputasi mereka. Ini penting karena menempatkan kendali di tangan pengguna, menghilangkan kekhawatiran awal sambil tetap menawarkan potensi fitur inovatif bagi yang membutuhkannya.
Ekosistem Aplikasi dan Manfaat NPU di Dunia Nyata
Manfaat nyata dari integrasi NPU semakin terasa dalam berbagai skenario penggunaan sehari-hari. Efek Windows Studio yang disempurnakan, seperti buram latar belakang berkualitas tinggi, penyesuaian kontak mata otomatis, dan framing otomatis saat video call, kini berjalan dengan efisiensi energi yang jauh lebih baik. Ini berarti pengalaman video konferensi yang lebih mulus dan daya tahan baterai yang lebih lama, sebuah keuntungan signifikan bagi pengguna yang sering melakukan rapat daring atau berinteraksi secara virtual.
Ekosistem aplikasi yang memanfaatkan NPU juga telah menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Adobe, sebagai salah satu pelopor, terus mengoptimalkan Creative Cloud-nya. Fitur-fitur seperti Cocreator di Paint untuk generasi gambar lokal atau pengeditan cerdas di aplikasi Adobe yang diakselerasi NPU, kini menjadi bagian integral dari alur kerja para kreator konten. Lebih jauh, pada Mei 2025, semakin banyak pengembang perangkat lunak, terutama di bidang desain grafis, produksi video, dan bahkan beberapa alat produktivitas tingkat lanjut, yang mulai merilis pembaruan untuk memanfaatkan NPU. Hal ini mempercepat proses kerja, mengurangi beban CPU utama, dan membuka potensi untuk fitur AI yang lebih kompleks secara lokal.
Tantangan Adopsi dan Posisi di Pasar
Meski demikian, adopsi massal Copilot+ PC masih merupakan sebuah proses berkelanjutan. Bagi pengguna umum yang hanya menjalankan tugas-tugas dasar, manfaat NPU mungkin belum terasa sebagai revolusi, melainkan lebih pada peningkatan performa yang halus dan efisiensi daya. Namun, bagi para profesional, kreator konten, dan pengguna yang membutuhkan kemampuan AI di perangkat secara konsisten, Copilot+ PC telah menjadi solusi yang sangat relevan. Ketersediaan model dari berbagai produsen seperti Acer, ASUS, Dell, HP, Lenovo, dan Samsung, yang semuanya ditenagai oleh chip Snapdragon X Elite dan X Plus, semakin memperkuat posisi Copilot+ PC sebagai kategori perangkat yang serius.
Dengan Intel yang siap meluncurkan prosesor Lunar Lake dengan NPU terintegrasi yang lebih kuat, dan AMD dengan lini Strix Point yang juga berfokus pada AI lokal di tahun 2025, persaingan di segmen “AI PC” semakin ketat. Ini positif bagi pengguna, karena akan mendorong inovasi lebih lanjut, pilihan perangkat yang lebih beragam, dan potensi harga yang lebih kompetitif. Copilot+ PC, dengan demikian, telah berhasil menetapkan fondasi krusial bagi masa depan komputasi. Ia membuktikan bahwa pemrosesan AI di perangkat adalah tren yang tak terhindarkan, menjanjikan pengalaman yang lebih personal, responsif, dan hemat energi. Era komputer AI mungkin belum mencapai puncaknya, tetapi langkah-langkah awalnya, hingga Mei 2025, telah terbukti solid dan menunjukkan arah yang jelas bagi evolusi PC.













