Motherboard Made in Indonesia, Prosesor Core i5: Evolusi Laptop Merah Putih
Proyek kolaborasi perguruan tinggi dan industri ini siap mengubah peta teknologi Indonesia. Meningkatkan TKDN dan membuka peluang besar untuk industri teknologi lokal.
Laptop Merah Putih: Kini Berbekal Intel Core i5, Siap Unjuk Gigi di Pasar Lokal
Program Laptop Merah Putih (LMP) kembali jadi sorotan! Versi terbarunya kini sudah dibekali Intel Core i5, melampaui generasi sebelumnya yang hanya menggunakan prosesor Intel Celeron. Proyek hasil kolaborasi konsorsium perguruan tinggi dan industri ini bukan hanya soal teknologi, tapi juga tentang membuktikan bahwa Indonesia mampu memproduksi komponen utama laptop seperti motherboard secara mandiri. Yuk, kita bahas lebih dalam tentang perkembangan teknologi ini dan dampaknya bagi industri dalam negeri!
Dari Celeron ke Core i5: Lompatan Teknologi LMP
Laptop Merah Putih generasi pertama menggunakan Intel Celeron, teknologi yang bisa dibilang cukup tua. Prosesor ini bahkan tidak membutuhkan kipas karena tingkat konsumsi dayanya rendah. Namun, di versi kedua ini, LMP telah melangkah jauh dengan menghadirkan Intel Core i5, prosesor yang setara dengan laptop mahasiswa teknik pada umumnya.
Apa yang Membuat Core i5 Berbeda?
Menurut Farkhad Ihsan Hariadi, penanggung jawab proyek ini, motherboard dengan prosesor Core i5 memiliki kerapatan komponen dan spesifikasi yang jauh lebih kompleks dibandingkan versi sebelumnya. Ini adalah pembuktian bahwa perakitan motherboard canggih bisa dilakukan di Indonesia.
Peran Perguruan Tinggi dan Industri Lokal
Proyek Laptop Merah Putih merupakan bagian dari program rising matching fund yang melibatkan lima perguruan tinggi besar, yaitu ITB, UI, UGM, ITS, dan Telkom University. Kolaborasi ini bertujuan untuk:
- Meningkatkan TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri):
Dengan motherboard buatan lokal, TKDN laptop yang sebelumnya di bawah 40% bisa meningkat signifikan. - Menginspirasi Industri Lokal:
Proyek ini dirancang untuk menunjukkan kepada industri bahwa Indonesia mampu memproduksi komponen inti seperti motherboard. - Menciptakan Lapangan Kerja:
Jika motherboard ini diadopsi oleh merek lokal seperti Zyrex, Axioo, dan Advan, akan ada peningkatan kebutuhan tenaga kerja di bidang elektronik.
Motherboard Lokal: Tantangan dan Peluang
Meski hasilnya menjanjikan, Adi Indrayanto, koordinator konsorsium, menyoroti beberapa tantangan yang masih dihadapi proyek ini:
- Ketergantungan Impor:
Saat ini, merek-merek lokal masih mengandalkan komponen impor, terutama motherboard. - Pendanaan:
Program ini belum mendapatkan penganggaran strategis dari pemerintah, yang menjadi kendala untuk melibatkan lebih banyak perguruan tinggi.
Namun, peluangnya juga besar. Jika kebijakan TKDN diterapkan lebih luas, perakitan motherboard di dalam negeri dapat menjadi langkah awal untuk membangun Original Design Manufacturing (ODM) di Indonesia.
Manfaat Jangka Panjang bagi Industri Teknologi Indonesia
Jika motherboard lokal ini berhasil diadopsi, dampaknya akan sangat besar:
- Kemandirian Teknologi:
Indonesia tidak hanya menjadi negara perakit, tapi juga produsen komponen utama laptop. - Peningkatan TKDN:
Dengan komponen lokal, produk teknologi di Indonesia akan lebih kompetitif dan memenuhi standar regulasi pemerintah. - Pengembangan SDM:
Lulusan perguruan tinggi akan memiliki peluang kerja lebih besar di sektor elektronik dan manufaktur.
Kesimpulan Repiw
Laptop Merah Putih bukan sekadar proyek teknologi, melainkan tonggak penting menuju kemandirian industri teknologi di Indonesia. Dengan prosesor Intel Core i5 dan motherboard buatan lokal, LMP membuktikan bahwa Indonesia mampu bersaing di pasar global. Namun, perjalanan ini masih panjang. Dukungan pemerintah, industri, dan masyarakat sangat dibutuhkan agar visi ini bisa benar-benar terwujud.
Jadi, Repiwers, mari kita dukung inovasi seperti ini! Dengan sinergi yang baik, bukan tidak mungkin kita akan melihat laptop 100% karya anak bangsa di masa depan. Tetap pantengin repiw.com untuk berita teknologi terkini!