News FlashSecurity

5 Pembayaran Tebusan Ransomware yang Memecahkan Rekor

Dalam dekade terakhir, ransomware tidak hanya menjadi momok yang menakutkan bagi individu, namun juga untuk korporasi dan infrastruktur kritis di seluruh dunia. Berikut adalah paparan serangan ransomware yang mengguncang dengan tagihan tebusan yang fantastis.

1. CNA Financial Corporation

Menjadi sorotan pada tahun ini dengan membayar tebusan $40 juta untuk mengatasi serangan Phoenix CryptoLocker. Ini mencatatkan diri sebagai salah satu pembayaran tebusan terbesar yang pernah terkonfirmasi di Amerika Serikat. Pembayaran ini menyoroti betapa mahalnya konsekuensi dari keamanan siber yang terkompromi (DataProt).

2. Colonial Pipeline Company

Juga tidak luput dari teror ini. Pada Mei 2021, perusahaan ini menggelontorkan $4.4 juta kepada kelompok ransomware DarkSide. Meskipun pembayaran telah dilakukan, kelompok ini akhirnya memberikan alat dekripsi bagi semua pengguna yang terdampak. Ironisnya, meskipun telah membayar, masih ada rasa tidak pasti mengenai keamanan data mereka (DataProt) (Comparitech).

3. JBS USA Holdings, Inc.,

Sebuah raksasa industri pengolahan makanan, pada Juni 2021, terpaksa membayar $11 juta kepada kelompok REvil untuk menangani serangan yang menyerang infrastruktur dan rantai pasokan kritikal mereka. Kejadian ini menunjukkan betapa luasnya dampak yang bisa ditimbulkan oleh serangan siber terhadap sektor vital (DataProt)​​.

4. CWT Global

Mendapati dirinya dalam perundingan yang tegang setelah diserang oleh ransomware Ragnar Locker pada Juli 2020. Awalnya dituntut $10 juta, perusahaan jasa perjalanan ini akhirnya menyetujui pembayaran sebesar $4.5 juta. Kisah ini menggambarkan betapa kompleks dan menyulitkannya situasi negosiasi dengan para hacker (Heimdal Security).

5. Los Angeles Hospital (using Locky ransomware)

Sebuah rumah sakit di Los Angeles pada Februari 2016, terpaksa membayar $17,000 ketika ransomware Locky mengunci akses ke sistem mereka, termasuk file-file yang kritikal untuk operasi medis. Walaupun terdengar kecil dibanding yang lain, angka ini menandakan betapa rawannya sektor kesehatan terhadap serangan siber (DataProt)​.

Ransomware jelas bukan hanya masalah teknis, melainkan juga masalah keuangan dan operasional yang bisa mengancam kelangsungan hidup sebuah organisasi. Korban tidak hanya kehilangan uang, tetapi juga waktu, data, dan terkadang—kepercayaan publik.

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button